Sabtu, 05 April 2014

BROMO

Fotografer: windi hendriko 

Sore itu cukup cerah, dan kuputuskan untuk melihat pemandangan dari panorama atas, terlihat dari kejauhan kawah gunung yang mengepulkan asap belerangnya, dan disisi kanannnya sebuah gunung dengan puncak yang menjulang, ternyata kedua gunung itu berada dalam lingkaran kawah gunung purba (gunung tengger) yang merupakan gunung terbesar pada masanya. Dari letusan gunung tengger terbentuklah beberapa gunung di sekitarnya termasuk, kawah gunung bromo ini dan gunung disisi kanan bromo.



Bromo, punya sejuta pesona yang indah, di kala sang mentari pagi masih malu-malu menampakkan diri, dilangit terlihat jelas taburan bintang gemintang. Dimulailah saat-saat dimana harus menunggu mentari menampakkan ronanya perlahan, ditandai dengan munculnya warna lembayung ditepian kawah.



Pemandangan yang indah, saat sedikit demi sedikit sang mentari menampakkan dirinya. Maka terlihatlah sang kabut putih mendekap erat gunung itu, kawah itu pun mengeluarkan asap sulfur yang menggulung menuju langit, menambah eksotis nya Bromo, indah, subahanallah sekali.




Bagi yang berminat berwisata ke Bromo, ada sedikit info yang dapat saya bagikan berdasarkan pengalaman. Perjalanan yang saya lakukan dari Madura ke Probolinggo dengan menggunakan motor memakan waktu 6 jam, itu tentunya sudah sempat beristirahat di alun-alun kota yang dilalui seperti alun-alun kota sidoarjo dan alun-alun kota pasuruan.



Terminal probolinggo adalah tujuan kami, setelah sampai di terminal, motor dapat dititipkan di depan terminal, ada tempat penitipan motor yang murah, sehari semalam hanya 4000. Dari terminal kita naik ELF dengan ongkos 30rb/orang menuju penginapan di bromo. Perjalanan ditempuh 1,5 jam, berliku-liku dan menanjak. Biasanya sopir ELF menawarkan penginapan, saat itu kebetulan long weekend, sehingga penginapan yang di atasnya sudah pada penuh (penginapan per kamar), maka kami yang bareng satu mobil ELF ditawarkan rumah, dengan 4 kamar dengan harga 500rb/malam, sehingga perkamarnya hanya 125rb, lumayan lebih murah dibanding sewa perkamar yang katanya harganya 150rb/kamar.


Pemandangan Di sekitar Penginapan

Kami berkenalan dengan 4 orang Bali, yang mengambil 2 kamar, dan 3 orang teman dari jakarta mengambil 1 kamar, dan kamar kami. Sedikit saran, untuk menuju bromo sebaiknya berombongan 4, 5, 6 atau 7 orang, karna nanti untuk menyewa jip ke atasnya,lumayan mahal, so... jip maxsimal 6 penumpang, maka harga jip yang 600rb dibagi 6 jad lebih murah kan, Yup...benar, kami ke bromo tidak sendiri, tapi sudah janjian dengan 3 teman yang dari Jakarta, sehingga kita naik jip nya berlima (600rb/5 = 120rb / orang.)

Udara di penginapan sudah terasa dingin, makin malam makinnnn dinginnn. Jangan lupa bawa jaket yang tebal, sarung tangan, kaus kaki dan sepatu. Perlengkapan ini wajib untuk mengusir hawa dingin. Karena besok kita akan berburu sunrise, mari tidur lebih cepat, dan bersiap bangun jam 2.30 dini hari, pendakian akan dimulai jam 3.30 pagi. Bagun pagi tidak mudah apalagi dengan dinginnya udara, tapi karna semangat mau memburu sunset di Bromo, bangun sepagi itu gampang, yang sulit itu saat menyentuh airnya. bbrrrbrrrrr   (freeze) dinginnya sedingin es. Sudah lama tidak merasakan air sedingin ini hahaha....

Siap-siap, saatnya menunggu jip datang, tepat pukul 3.30 2 jip telah datang, dan bergandengan parkir didepan penginapan kami, 1 jip untuk 4 orang Bali, dan jip satunya lagi untuk kami berlima. Ingat no plat jipnya ya, karna nanti disana akan banyak jip yang bentuknya sama.


perjalanan menuju puncak alias tempat penakian pertama kita untuk melihat sunrise macet, banyak jip yang antri, ternyata tidak hanya Jakarta saja yaang macet, di gunung juga bisa macet hehe. Akirnya sopir jip mengambil inisiatif untuk memutar mencari tempat strategis lainnya yang jauh lebih bagus, dan dijamin gak serame jalan ini. Alhasil kita memutar lagi.

Akirnya kita sampai ketempat yang dituju, karna jam 4 masih gelap, kudu persiapkan senter juga ya. Saat kutundukkan pandanganku terlihat gelap untuk melangkah, untung sang suami mempersiapkan senter, dan ketika ku tengadahkan muka ini memandang langit, subahanallah bintang gemintang ramai menghiasi langit, ada titik titik terang yang berkelip, dan aku terpukau.. indahnya. ingin ku abadikan di kamera tapi sayang kamera tak bisa menangkap kerlip sang bintang.

Ternyata memang tempatnya tidak ramai dan cukup strategis, kami masih menunggu sang fajar di ufuk timur, masih 1 jam lagi. Jam 5.30 biasanya baru akan muncul, begitu menurut bapak-bapak yang berjualan mie seduh dan kopi panas.


setelah puas berfoto-foto dengan sang fajar dan pemandangan indahnya gunung bromo yang dselimuti kabut putih nan eksotik, kami kembali ke jip untuk trip selanjutnya menuju wahana yang tidak kalah serunya, yakni menuju puncak kawah bromo.

Kabut putih yang menyelimuti gunung bromo yang tampak dari puncak tempat kita menunggu sunrise tadi, dan ternyata wahana kedua kita akan memasuki kabut putih itu, dan ups... hapir kelupaan... PENTING untuk membawa MASKER ya ^_^ karena di wahana ini berkabut, dan baunya rada kurang enak, karena disini banyak kuda, dan kotorannya dimana-mana.


Jip mengantar kita hanya sampai depan sebuah bangunan pura, setelah itu ada 2 jalan, ada yang jalan kaki hingga puncak, ada yang menyewa kuda yang harganya berkisar 100rb- 150rb pulang balik. Hemmmm jangan manja deh mending, jalan kaki aja ngerasain sensasi naik gunungnya. Sekalian buat latihan fisik hehe....







wah wah wah.... menaiki/mendaki membuat nafas ngos-ngosan juga bagi saya yang pemula.Lebih sering berhentinya, buat ngatur nafas. Tapi semua kelelahan itu terbayar dengan indahnya pemandangan disekeliling kita, langit biru, cuaca cerah.


Menuju puncak kawah bromo yang mengepulkan asap belerang telah disediakan jenjang, yang mungkin jumlah anak jenjangnya lebih dari 100, dan cukup melelahkan menaiki jenjang ini, hahaha (kusus bagi pemula).


Kawahnya kerennnnn, TOP BGT, ^_^

Dijamin gak nyesal deh.


Next wahana, SAVANA adalah wahana ketiga kami, wahana hanya hamparang padang rumput yang sudah mulai mengering, kami tidak terlalu lama berada disini, karena tidak terlalu keren, so...kita cukup berfoto beberapa kali saja, dan langsung menuju wahana terakhir PASIR BERBISIK.... seperti apa yaaa, apa benar pasirnya berbisik.


Wahana terakhir ini terlihat hamparan pasir yang luas, pemandangannya indah, dan jika ada angin maka akan terbentuk pusaran angin di pasir tersebut, hehe karena saat itu saya melihat hembusan angin pada pasir membentuk pusaran angin dan pasir.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30, dan kami pun langsung turun menuju penginapan dan bersiap untuk pulang.

^_^
#Perjalanan ku BUKAN perjalanan mu#
#tapi perjalanan ku ADALAH perjalanan mu#
**think again ^_~


Note:
Foto di ambil oleh
Fotografer Windi Hendriko
Terimakasih jepretan yang indahnya suami ku :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar