EDISI REVISI 1
Baca Selengkapnya → UTM PENGABDIAN KU :)
By: Desy Eka
Muliani, M.Pd.
Universitas Trunojoyo Madura merupakan satu-satunya
universitas negeri di Madura. Universitas ini awalnya merupakan universitas
swasta dan pada tahun 2001 resmi menjadi universitas negeri. UTM merupakan salah
satu universitas yang ditunjuk dikti untuk pengabdian BU 2011 gelombang
pertama. Penugasan di UTM berjumlah 9 orang di antaranya ada 3 orang yang memang
sudah mengajar di UTM (homebasnya UTM) yakni mbak immamah, mbak darul dan mas
Khozaimi, 2 orang dari jogjakarta yakni mbak Lilis dan Yohanes. Mbak Yulias
dari Malang, aku dan kak dayu berasal dari Sumatera Barat, dan terakir ketua
tim kami mas Sigit berasal dari kota Semarang.
Kota Madura
merupakan bagian dari provinsi jawa timur. Antara kota Surabaya dan Madura dihubungkan
dengan jembatan SURAMADU, kondisi kedua kota ini sangat bertolak belakang, kota
Surabaya terkenal sebagai kota terbesar ke-2 setelah Jakarta di Indonesia,
sedangkan kota Madura terlihat sepi dan lengang, kondisi yg kontras bila kita melakukan
perjalanan dari surabaya menyeberangi jembatan SURAMADU menuju Madura. Madura
masih memiliki banyak lahan kosong yang belum di olah, hamparan padang ilalang
yang luas, sehingga membuat daerah ini rawan tindak kriminal.
Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Madura, aku sedikit
kecewa, karna bayangan sebelumnya, bahwa kota Madura lebih maju tentunya karna
akses menuju Surabaya sudah dipermudah dengan dibangunnya jembatan Suramadu,
tapi disini tidak seramai yg ku bayangkan, nuansa pesantren masih terasa dengan
banyaknya bapak-bapak yg memakai sarung dan kopiah. Sepanjang jalan menuju
asrama mahasiswi kampus universitas Trunojoyo, lebih bnyak hamparan padang
ilalang yg luas dibanding komplek perumahan yg ku temui. Terbesit rasa ngeri
dihati karena ini merupakan tempat terjauh yang pernah aku datangi, jauh dari
keluarga dan sanak family. Ditambah lagi dengan streotip bahwa orang Madura terkenal dengan watak orangnya yg
keras, bila di Sumatra itu Batak, maka di Jawa ini Madura. Kuatkan hati untuk
terus melangkah, karena ini adalah pilihanku, ku mulai dengan bismillah, karena
dimanapun berada di bumi Allah kita akan aman bila selalu menyertai Allah, dan
aku yakin akan itu, tidak ada yg perlu ditakutkan, hanya perlu waspada.
Perjalanan dari padang ke madura menempuh sekitar setengah
hari, dengan rute pesawat PADANG-JAKARTA-SURABAYA (transit di jkt) sesampai di
Bandara Surabaya, ada 2 alternatif jalan menuju kampus tujuan kami di Madura,
lewat jalur darat (Jembatan SURAMADU) dan yang kedua melalui jalur laut
melintasi selat dengan kapal fery sekitar 15 menit. Berdasarkan pertimbangan
bahwa kami membawa koper-koper yang besar, dan pastinya ribet sekali jika harus
menyeret koper dan tentengan ini ke kapal, kami memutuskan untuk menyewa taksi
dari Bandara - ke alamat tujuan yakni asrama kampus. Alhamdulillah dari
kesepakatan tawar menawar kami mendapat harga taksi 450rb untuk bertiga, jadi
perorangannya 150rb hehe lumayan,
dibanding harga awal yg ditawarkan 600rb.
Sepanjang perjalanan, aku tak henti memperhatikan kiri
kanan, lahan kosong, lahan kosong lagi, perumahan, dan lahan kosong lagi, saat
memasuki kotanya yakni Bangkalan, mulai ada kehidupan..Waaaa hati mulai senang..
Alhamdulillah ada keramaian juga disini, lebih kagetnya lagi ada mall gede HYPERTMALL. Sempat kaget juga, di daerah
yang sepi ini ternyata ada juga mall, dan itu mall yang besar hemmm… (think
again).
Asrama mahasiswi merupakan penginapan yang disediakan untuk kami
yang baru datang dari luar kota, yang akan mengabdi di universitas Madura (UTM)
sesuai penjanjian dengan Dikti terkait Beasiswa BU 2011, tidak gratis tapi cost nya cukup murah yakni sebulannya
Rp125ribu. Sebelum sampai di Asrama kita melewati kampus karena asrama berada
di dalam kampus bagian belakangnya, kampusnya cukup megah, dengan adanya gedung
rektorat yang menjulang tinggi dan disisi lain ada gedung cakra, sepertinya universitas
dalam proses pembangunan. Begitu pula asramanya, seperti halnya asrama mahasiswa
di kampus UPI Bandung, dan kami pun dapat kamar yang lumayan besar karna
seharusnya di tempati 6 orang, tapi sekarang hanya 2 orang, dan 1 lagi temanku
di asrama putra. Tapi sayang, nyamuknya banyak, kamar yang kami tempati
sepertinya jarang ditempati, sehingga nyamuknya banyak sekali. Nyamuk madura,
kecil-kecil cabe rawit. Kita bersih-bersih, dengan segala upaya dan daya
mencoba mengusir nyamuknya keluar, tapi apa daya, ternyata ventilasi di bagian
pintu terbuka, alhasil, besok paginya kita bentol-bentol. Beberapa hari kita
tidak bisa tidur karena bnyak nyamuk, segala macam cara dilakukan, mulai dari
semprotan nyamuk, hit electrik, sampai temanku membeli raket nyamuk tiap hari
perang dengan nyamuk dan terakir cara yang paling ampuh adalah dengan memasang
kelambu, akhirnya tidurnya bisa pulas.
Ini sebagaian Hasil perburuan nyamuk sebelum tidur
Karena letaknya yang cukup jauh dari gerbang utama, sehingga
tidak bisa akses ke toko-toko, terpaksa kita hanya bergantung pada kantin
masing gedung soal perut, di salah satu kantin terlihat makanannya penuh dengan
lalar, tapi mahasiswa tetap banyak yang membeli makanan disana, termasuk aku,
ya mau bagaimana lagi.
Esok paginya kami dikumpulkan untuk bertemu dengan rektor,
sambutan dari rektor cukup baik, universitas welcome dengan kedatangan kami dan berharap kami semua betah
disini. SK yang kami peroleh dari rektor terhitung mulai bulan Januari dan
berakhir akhir Juni, ketetapan ini berbeda dengan yang ditetapkan Dikti. Kami tidak
terlalu mempermasalahkannya, karna perkuliahan dihitung 1 semester bukan bulan.
Bulan Januari, kami pun sepakat untuk mengontrak rumah di
daerah kotanya, yakni kota Bangkalan yang 15 KM dari Universitas UTM.
Alhamdulillah rumah kontrakan yang kami tempati bisa dibilang sangat layak
huni, karena berada di daerah kota dan komplek perumahan yang tergolong
menengah ke atas, harganya pun lumayan terjangkau. Dengan jarak yang cukup
jauh, sangat efektif bila memiliki kendaraan pribadi, sebagian besar
teman-teman BU membawa kendaraan pribadi (motor).
Perkuliahan dimulai pada bulan Februari, dan kami sudah
ditugaskan dikti mulai bulan Desember berada di Madura, karena tidak ada
aktivitas teman-teman yang rumahnya di Malang, Jogja dan Semarang pulang kampung.
Aku dan kak dayu kebetulan mau diwisuda di UPI Bandung, kita pulangnya ke
Bandung. Seminggu sebelum perkuliahan di mulai, Universitas mengadakan PEKERTI
untuk dosen baru, kami dosen magang BU (begitu sebutan status kami di UTM) juga
diikutsertakan. PEKERTI diadakan selama 2 hari merupakan pengenalan tugas dan
kerja dosen kepada dosen baru baik PNS, kontrak maupun magang.
Kami sudah mendapat mata kuliah yang akan diajarkan,
semuanya mengajar mata kuliah tanpa didampingi, ada yang mendapat beban sks 9
hingga 30 sks. Prodi pendidikan di UTM masih baru didirikan, seperti IPA, baru
di buka semester lalu sehingga membutuhkan dosen, sehingga kami ditugaskan
langsung memegang mata kuliah tertentu, karena disini sangat kurang dosen
pendidikan, alhasil hampir semuanya diberi mata kuliah pendidikan. Aku pribadi
yang basiknya Pendidikan IPA (Fisika SL), di tempatkan di prodi PG-PAUD,
disebabkan prodi PAUD kekurangan dosen, dan memegang mata kuliah Ilmu
Pendidikan. Sebagaian besar dosen di UTM masih muda-muda, sehingga tidak
terlalu canggung untuk beradaptasi, tidak ada senioritas disini, seperti di
kampus yng besar-besar. Suasana antar dosennya cukup bersahabat, dan
mahasiswanya pun cukup santun, dimana setelah selesai perkuliahan mereka
mencium tangan dosennya. Tapi yang disayangkan aku terdampar di PAUD, karena
sangat tidak berhubungan dengan basic pendidikan ku, setiap rapat prodi hanya bisa
mendengarkan karena pembahasan tentang mata kuliah PAUD dan kegiatan PAUD
adalah hal yang baru bagi ku.
Demikianlah sekelumit cerita ku dalam pengabdian di UTM
Madura, semoga keikhlasan yang kita lakukan dapat menjadi ladang amal bagi
kita. Mari bersyukur dan bersabar, semoga kedepannya kita lebih baik.
Wassalam
Desy Eka Muliani, M.Pd.
Note:
Tak kenal maka tak sayang,.
Tak kenal maka tak sayang,.
Perkenalkan kami BU 2011 gelombang 1
penempatan UTM:
Dari Kiri ke-kanan (mbak Darul, mbak Immamah, mbak Yulias,
kak Dayu, Saya sendiri)
|
Demikianlah
cerita yang dapat kami bagi, semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan
kesehatan dari Allah SWT, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur untuk apa yang sudah kita peroleh saat ini, serta bersabar untuk sesuatu yang belum kita
peroleh.
Salam
Super untuk Sahabat BU 2011