Minggu, 30 Agustus 2020

SANG PEMIMPI - SANG IDEALIST - SANG REALISTIK

It is a Life .... Yaaa beginilah hidup, kehidupan itu ternyata bermetamorfosis ya. 

Masih ku ingat, ketika ku kecil dulu, dunia ini selalu penuh tawa, permainan, tanpa beban, semuanya berjalan slow dan santai, tak banyak yang kupikirkan, yang ku tau, aku bermain, belajar, membantu orang tua. Melakukan apa yang disuruh orang tua, harus pintar, dan jadi juara kelas ^_^.  Dan kerap kali, bila seseorang bertanya akan cita-cita, sama dengan anak lainnya, dengan penuh percaya diri, aku ingin jadi dokter, hahaha.... yaaa...hampir semua orang sewaktu kecilnya punya cita-cita ingin jadi dokter, itu profesi yang paling membanggakan. Aku juga seoang pemimpi sewaktu kecil, aku ingin punya rumah yang bertingkat, karna aku suka berdiri di balkon atas hanya untuk menatap langit atau sekeliling ku. Aku ingin punya baju yang bagus-bagus, dan aku ingin punya seorang sahabat.

Namun, seiring waktu, semua bermetamorfosis, ketika ku remaja, aku adalah sang idealist itu, semua hal yang kulakukan ideal, mencapi target, aku bisa ya aku bisa, Semangat jiwa muda ku, membara dan mengalahkan ketakutan ketakutan ku akan beberapa hal. sehingga aku berani untuk memilih jalan ku sendiri dengan segala resikonya. aku berani melangkah dengan segala permasalahan yang nantinya akan berakibat pada ku. 

setelah mulai berkeluarga dan memiliki anak, kini aku merasa diriku tidak sama lagi, karena setiap tindakan yang ku ambil selalu perlu pertimbangan, aku lebih realistik kali ini. Aku mudah patah semangat, karena kenyataannya ku tau itu tidak akan bisa. Realistik, kondisi yang bisa ku baca sesuai kemampuan ku, menghadapkan ku untuk berada di zona aman selalu. karna kini bukan aku sendiri yang ku pikirkan, ada keluarga bersama ku. Aku mulai berpikir aku sudah seperti Mama Ku, banyak takutnya sekarang. Baru ku sadari kenapa para orang tua seperti itu, selalu banyak larangan, selalu banyak pertimbangan. Ternyata mereka tidak hanya memikirkan diri sendiri, mereka memikirkan anak-anaknya, dan mereka sangat realistis. 

Aku merasa kadang ingin seperti dulu, ingin mengambil keputusan tanpa harus banyak pertimbangan, aku ingin berpetualang. tapi tidak bisa, karna ini saatnya aku menetap. Realistik nya begitu.
 
Masih ada sejumput harapan untuk ku mengambil langkah berbeda, dan aku harus benar-benar matang kali ini dalam mempersiapkan keputusan ini. semoga yang terbaik untuk ku dan keluarga ku. ^_^
 



 
Baca SelengkapnyaSANG PEMIMPI - SANG IDEALIST - SANG REALISTIK

Rabu, 17 September 2014

Jumat, 06 Juni 2014

Penaklukan Gunung Rinjani 3726 MDPL oleh sang Pemula



RINJANI nama yang indah untuk sebuah gunung, rinjani asal muasalnya dari dewi anjani yang menjadi legenda masyarakat lombok (NTB). Berdasarkan legenda dewi anjani, maka gunung tertinggi ke-3 di Indonesia ini dinamai Gunung Rinjani.

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 mdpl adalah gunung yang selama ini sering menjadi tujuan utama para pendaki lokal maupun internasional karena tingkat keindahannya memang di atas rata - rata dengan adanya Danau Segara Anak di kawasan puncaknya.




Ide untuk melakukan pendakian ke gunung mmmm memang pernah terfikirkan, tapi tak pernah terbayangkan ini bisa menjadi kenyataan. Wow Amazing sekali bisa membuat hal yag tidak mungkin menjadi mungkin dalam hidup ku. Aku yang basicnya bukan pendaki, bukan anggota pramuka apalagi MAPALA. Bukaaaaannn....!!!! Aku yang waktu SD, SMP bahkan SMA tak pernah terlibat dalam hal yang berbau adventure (haha...karena gak dapet ijin mama sih !!!). 

Pertualangan dimulai !!!!!
Treking ke gunung Rinjani bukan semata tanpa kegalauan, penuh galau juga, haha secara... aku yang sebelumnya tidak pernah melakukan treking seperti ini, dan akan memulainya ke rinjani pula, yang merupakan gunung ke-3 tertinggi di Indonesia hemmmm sempat bikin galau aku dan suami, yang menjadi kegalauan suami, apakah aku sanggup? takutnya nanti aku akan menyusahkan rombongan lainnya, nanti klo kenapa-napa bagaimana? .... karna kegalauan itu, kita sempat memutuskan untuk membatalkan pergi. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, sayang juga melewatkan moment ini, kesempatan untuk ke Rinjani dengan harga terjangkau dan juga terjangkau dari segi lokasi (saat ini yang bertempat di madura), dan sebentar lagi aku dan suami akan kembali ke padang  (klo dari padang ke lombok itu jauh bingit, transportx jg mahal :(   huhu ). Pertimbangan lain yang membuat kita untuk kembali bergabung dengan rombongan pendaki ke rinjani adalah, keinginan sang suami yang sangat besar, karena suami sebelumnya memang hoby mendaki gunung. Semua perlengkapan sudah dibeli, peralatan savety  untuk naik gunung mulai dari sepatu gunung (yang harganya di atas rata-rata sepatu olah raga T_T  wow), jaket waterprof dimana sisi dalamnya kaos hangat dan sisi luarnya waterprof (anti air, anti badai haha tebel, sebanding dengan hrgax yang tebel juga :P ). Printilan - printilan lainnya seperti: kaus kaki tebal, sarung tangan, scraft, topi, hemmm apalagi ya >_<  sleeping bed, celana gunung dan tas gede istilahnya keril (gedenya bervariasi, mulai dari yang kecil, sedang ada yang gede bingits).

Huuuu katanya naik gunung itu bukan untuk orang kaya (kata suami) naik gunung bukan hal yang bisa dilakukan semua orang. Aku gak setuju :(   ternyata mahallllll juga printilan-printilan (perlengkapan) buat naik gunung, banyak yang harus dibeli, yaaa gak berlaku tuh klo naik gunung itu bukan untuk orang kaya. hhaha dilihat dari  peralatannya, klo peralatan yang bermerk tentu harganya bisa sampai juta-jutaan :0
(*kudu kaya nihhh)  hihi....

Peralatan savety buat kegunung itu mang mahal-mahal, karena mendaki gunung itu perjuangan hidup dan mati. Menahan hawa dingin perlu jaket yang mutunya bagus, menaiki jurang, mendaki tebing, menuruni lembah perlu sepatu gunung yang tapaknya khusus untuk mendaki (biasanya lebih banyak geriginya). Tapi ada juga beberapa pendaki yang nekat, tanpa peralatan savety yang memadai, jaket biasa, sepatu biasa, resikonya besar, tapi banyak juga diantara mereka yang bisa bertahan karena didukung oleh ketahanan fisiknya yang bagus. (so... gak jadi masalah). Itu pilihan mu ^-^

H-3 persiapan sudah hampir 85%, kita menunggu kiriman Treking pole (Tongkat yang digunakan pendaki) yang sudah di pesan online oleh suami. Makanan kecil dan logistik juga perlu di beli, beli yang banyak biar gak kelaparan ntar di gunung (haha....takut terlantar ntar digunung). 


H-2, alhamdulillah semuanya lengkap, kita mulai packing-packing, ada teknik tersendiri untuk menyusun semua barang agar bisa muat ke dalam keril (tas gede para pendaki), kata suami tekniknya yakni meletakkan barang yang ringan paling bawah baru yang berat, itu gunanya agar berat beban tertumpu pada pinggang (hemm....cuma bisa manggut-manggut liatin suami packing he).

Akhirnya hari itu pun datang juga :D  (excited)!!!!
Perjalanan kita start dari rumah jam 12 siang setelah sholat zuhur, dengan membawa satu tas besar (Keril 85 L) dan tas sedang (keril 50 L) ditambah satu tentengan yang berisi makanan. Dengan menggunakan motor kita berangkat ke terminal bungurasih (purabaya), nyampainya jam 3 sore, motor dititipkan di tempat penitipan motor terlebih dahulu. 

Perjalanan dari surabaya - lombok ditempuh selama 24 jam, berangkat jam 4 sore dan tiba di terminal Lombok jam 4 sore besoknya. Perjalanan yang melelahkan, 2 kali menyebrang lautan (nyebrang ke Bali dan Lombok) tapi terasa menyenangkan karena melihat indahnya lautan dan birunya langit, aku akan mendaki gunung rinjani, menapaki bumi tertinggi dan mencoba menggapai langit, aku suka birunya langit, putihnya awan. aku ingin merasa lebih dekat dengan langit biru dengan awan putih berada dibawah ku, ini pengalaman pertama ku menyandang tas keril yang menjadi ciri khas para pendaki sejati. hehe



Sudah sejauh ini aku melangkah, tak kan mundur lagi, wlo terbesit rasa takut di hati ini, aku harus tetap maju, bulat kan tekad, bismillah, semoga Allah meredoi perjalanan ini.

Dan semua nya bermula dari langkah ini, menuju puncak yang tak pernah terbayangkan aku akan berada disana, semangatttt......  

Sesampainya di Terminal Mandalika Lombok, kami rombongan dari Surabaya ada 5 orang menungu panitia menjemput, kami pun sempat sholat ashar sembari menunggu. Jemputan pun datang, mobil besar bak terbuka, untuk pertama kali menaiki mobil ini aku membutuhkan bantuan, wah berasa manjat tebing, tinggi hehe.... rombongan berjumlah 25 orang ada di mobil itu, alhasil mobilx padet, ada yang duduk di atas kepala mobil, yang dipinggiran bak terbuka pada berdiri rapat dan sebagian ditengah diisi oleh keril yang banyak dan sisanya ada yang duduk.






Sebelum menuju penginapan (di senggigi) kita semua mampir dulu di pasar tradisional untuk membeli keperluan logistik team. Sip, logistik ok, Kita melaju menuju penginapan. Pada malam harinya, ada rapat untuk persiapan mendaki esok pagi. Bangun jam 3 subuh, dan mulai berangkat dr penginapan ke sembalun. Perjalanan menempuh 4 jam, cukup lama ternyata, sampai ada salah seorang anggota yang muntah. 




Akhirnya tiba di tempat pendaftaran, untuk pendaftaran itu urusannya panitia, kita peserta sarapan dulu untuk menyiapkan tenaga, nasi kotak yang disediakan panitia di bagikan. Bulan Mei ini termasuk musim kemarau, diingatkan untuk membawa air lebih, karna sumber air digunung mengering, dan biasanya pada malam hari suhu udara bisa mencapai minus. Pendakian dilakukan seama 4 hari dan kebetulan di hari libur, sehingga banyak juga pendaki lainnya yang ditemui, maka dari itu harus cepat-cepat tag tempat untuk tenda. Untuk itu panitia menyediakan porter untuk membawa tenda team, para porter ini mempunyai kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, melebihi para pendaki lainnya, mereka bisa membawa banyak barang, dan mampu berjalan cepat. WOW.....  (mungkin karena sejak kecil sudah sering dibawa naik gunung kalie ya!!!).


Beberapa anggota juga ada yang menyewa porter untuk membawa tentengan logistik, bahkan tas keril gedenya... so jadi bisa nyantai. Kita memang sengaja tidak ikut menyewa porter karna memang mau merasakan sensasinya naik gunung yang identik dengan menyandang tas gunung yang gede ( hihi alasannnnn....)  he.... nyewa porter itu mahallll , sehari berkisar 150 ribu. huhuhu tuh kan mahal T_T  ....
(*kudu kaya)

Sempat hopeless juga sih, liat yang lain pada pake jasa porter, sanggup gak ya???, alhamdulillah aku punya suami yang kuat hehe, bawaan dilebihin ke dia , (huhu maap ya uda ).




Here we go, Let's Go  ^-^
Alhamdulillah aku punya teman satu team yang care, di awal perjalanan mereka menyemangati ku... 

melewati padang ilalang, dan matahari pun mulai terasa terik, panas, sejenak berhenti untuk mengatur nafas. Masalah ku bukan di beratnya tas, tapi susah ngatur nafasnya, jalan dikit aja, nafasnya udah ngos-ngosan, jalannya santai dan cukup sering berhenti hehe.... setiap kali berhenti teman-teman yang lain pasti menyemangati!!!

Tanjakan pertama, terhidang di depan mata. Persiapkan nafas, ku coba hirup nafas dalam-dalam, dan lepaskan, hahhh..... mari kita taklukkan Rinjani ini :D . 

Rute perjalanan ke puncak Rinjani ada 2 jalur, kami mengambil jalur masuk dari sembalun dan keluar dari senaru, dan juga ada yang menempuh sebaliknya. Dari sembalun menuju pos 3 memakan waktu 6-8 jam perjalanan, di pos 3 tempat kita bermalam dikarenakan sumber air ada di pos 3. Berangkat jam 9, kita akhirnya nyampe jam 4 sore, huft tidak terasa waktu berlalu. Klo di gunung, kita gak bakal tau jam, yang kita tau siang dan malam, klo sudah mulai gelap berarti sudah mau malam. hahaha..... 

Tanjakan seolah tantangan, setelah melewatinya alangkah senang hati dan sekejap duduk memandang rute sebelumnya yang sudah dilewati, dalam hati ku bergumam, "aku sudah sejauh ini",





Pos 3 sudah dipenuhi tenda yang berwarna-warni, ramenya... tidak hanya kita tapi banyak pendaki lain yang juga berkemah disini baik itu pendaki lokal maupun internasional. Sehingga beberapa tenda tidak mendapatkan tempat. Tidurnya dikondisikan saja, merapat-merapat, hari sudah malam, saatnya tidur setelah makan malam bersama.



  
 
Permasalahan terbesar saat digunung adalah "kebelet" "sakit perut" ... kebelet dan sakit perut di gunung, rasanya gimanaaaaa gituuu. Oh.... nooo... mauuu nongkrong dimana, toilet, kamar mandi hu mana ada d gunung, WC darurat ada, tp hanya alakadarnya saja. Harus persiapkan tisu basah yang banyak dan sarung buat nutupin (don't forget). 
Ini adalah antrian WC darurat :P
 
Hahaha kebetulan ada yang motoinn kita lagi anttri depan toilet darurat hihi (kurang kerjaan nieh), mgkin alasan yang membuat aku jera ke gunung adalah dibagian kebelet dan sakit perut ini, selama empat hari perjalanan sebanyak 4 kali juga kebelet dan sakit perutnya, sumpah bener-bener gak bs ditahan nieh (perut gak bisa di ajak kompromi), kudu cari spot yang tepat, dan pastinya tempatnya gak bakalan senyaman toilet di rumah mu. (dijamin deh)...

Hari ke-2, Perjalanan kembali dimulai pukul 9 pagi menuju plawangan sembalun, dan jalurnya semakin berat yakni melewati yang namanya bukit penyesalan, mmmm mgkin karena beratnya perjalanan bukit ini dinamai bukit penyesalan, tapi lebih tepatnya bukit PHP, karena saat kita sudah mencapai satu puncak bukit, ternyata masih aja bukit lagi, dan begitu seterusnya, PHP banget gak tuh bukit huft!!  
 


 

 Mencapai puncak pelawangan sembalun ternyata butuh waktu lebih lama dari kemaren, hampir jam 5 sore kita baru nyampe puncak pelawangan sembalun, disini terlihat puncak rinjani yang mengepulkan asapnya, terasa lebih dekat dengan puncak yg dituju, berada di atas awan putih, aku suka awan. lelah ini terbayar sudah, indahnya pemandangan ini. so beatipulllll






Tak terasa sudah hampir senja, perjalanan menuju tenda masih ada beberapa pendakian lagi, sebelum matahari benar-benar tenggelam, sebelum kita benar-benar lupa akan waktu, aku dan suami mencari tempat untuk melaksanakan sholat terlebih dahulu, sebelum benar-benar terlupakan. Selama di gunung sholat zuhur dan ashar, magrib dan isya terpaksa di qashar dan jamak, karena kondisi tempat jua serta waktu terbatas.(http://indonesia360derajat.wordpress.com/2014/06/06/panduan-shalat-ketika-naik-gunung-dan-travelling/)

Disini kita bermalam sejenak, dan akan memulai perjuangan menuju puncak Rinjani pada pukul 3 dini hari. Rasa lelah setelah berjalan seharian mengantarkan tubuh ini untuk berbaring di dalam sleeping bed yang hangat, dan memang benar cuaca saat itu dingin, maka baju pun 2 lampis dan 1 lampis jaket diluarnya. Summit adalah perjalanan menuju punccak Rinjani 3726 MDPL, hampir semuanya ikut summit dan hanya 1 orang yang tetap di tenda tidak ikut summit. Ini pengalaman pertama buat aku, tidak akan ku lewat kan, dan aku ikut summit ^_^ . . .

Dan masalah terbesar muncul sakit perut sejak semalam masih terasa sampai dini hari ketika akan berangkat, ogah banget mau ke toilet darurat, pokok nya ogah, dikira bisa ditahan, ternyata selama perjalanan benar2 ngerepotin hahaha, bentar2 berenti buat nahan sakit perutnya huhuhuhu (kapokkkk dah, klo udah sakit perut gini). Tapi tetap lanjuttt...... perjalanan lebih terjal, berpasir, di sisi kanan jurang, karena masih gelap, mata hanya tertuju ke bawah, tanpa meleng kiri kanan, ogah, ntar liat yang gak gak lagi hahaha



Gunung mengajarkanmu untuk tetap nunduk ketika sedang menanjak dan tetap tegak ketika sedang menurun

Perjuangan menuju puncak ditempuh dalam waktu 5 jam, dan udara di puncak benar-benar dinginn, angin bertiup kencang, langit masih gelap, semua senjata melawan dingin dikeluarkan, sebo dan juga sarung, alhasil spt gambar dibawah ini : hahahaha


Sang mentari pun mulai menampakkan dirinya, indahnya menyaksikan sunrise di puncak gunung rinjani.


 Jangan Lupa sholat subuh dulu!!!!




Pemandangan di Puncak Rinjani memang indahnya tiada tara, dari atas terlihat danau sagara anak dan gunung baru jari yang memukau. Subhanallah ^_^  (Maha Besar Allah)

Penaklukan Rinjani tuntas ....
saatnya kembali pulang


To be continue . . . . . . 




Baca SelengkapnyaPenaklukan Gunung Rinjani 3726 MDPL oleh sang Pemula

Kamis, 10 April 2014

UTM PENGABDIAN KU :)

EDISI REVISI 1

By: Desy Eka Muliani, M.Pd.


Universitas Trunojoyo Madura merupakan satu-satunya universitas negeri di Madura. Universitas ini awalnya merupakan universitas swasta dan pada tahun 2001 resmi menjadi universitas negeri. UTM merupakan salah satu universitas yang ditunjuk dikti untuk pengabdian BU 2011 gelombang pertama. Penugasan di UTM berjumlah 9 orang­ di antaranya ada 3 orang yang memang sudah mengajar di UTM (homebasnya UTM) yakni mbak immamah, mbak darul dan mas Khozaimi, 2 orang dari jogjakarta yakni mbak Lilis dan Yohanes. Mbak Yulias dari Malang, aku dan kak dayu berasal dari Sumatera Barat, dan terakir ketua tim kami mas Sigit berasal dari kota Semarang.
  Kota Madura merupakan bagian dari provinsi jawa timur. Antara kota Surabaya dan Madura dihubungkan dengan jembatan SURAMADU, kondisi kedua kota ini sangat bertolak belakang, kota Surabaya terkenal sebagai kota terbesar ke-2 setelah Jakarta di Indonesia, sedangkan kota Madura terlihat sepi dan lengang, kondisi yg kontras bila kita melakukan perjalanan dari surabaya menyeberangi jembatan SURAMADU menuju Madura. Madura masih memiliki banyak lahan kosong yang belum di olah, hamparan padang ilalang yang luas, sehingga membuat daerah ini rawan tindak kriminal.
Pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Madura, aku sedikit kecewa, karna bayangan sebelumnya, bahwa kota Madura lebih maju tentunya karna akses menuju Surabaya sudah dipermudah dengan dibangunnya jembatan Suramadu, tapi disini tidak seramai yg ku bayangkan, nuansa pesantren masih terasa dengan banyaknya bapak-bapak yg memakai sarung dan kopiah. Sepanjang jalan menuju asrama mahasiswi kampus universitas Trunojoyo, lebih bnyak hamparan padang ilalang yg luas dibanding komplek perumahan yg ku temui. Terbesit rasa ngeri dihati karena ini merupakan tempat terjauh yang pernah aku datangi, jauh dari keluarga dan sanak family. Ditambah lagi dengan streotip bahwa orang Madura terkenal dengan watak orangnya yg keras, bila di Sumatra itu Batak, maka di Jawa ini Madura. Kuatkan hati untuk terus melangkah, karena ini adalah pilihanku, ku mulai dengan bismillah, karena dimanapun berada di bumi Allah kita akan aman bila selalu menyertai Allah, dan aku yakin akan itu, tidak ada yg perlu ditakutkan, hanya perlu waspada.
Perjalanan dari padang ke madura menempuh sekitar setengah hari, dengan rute pesawat PADANG-JAKARTA-SURABAYA (transit di jkt) sesampai di Bandara Surabaya, ada 2 alternatif jalan menuju kampus tujuan kami di Madura, lewat jalur darat (Jembatan SURAMADU) dan yang kedua melalui jalur laut melintasi selat dengan kapal fery sekitar 15 menit. Berdasarkan pertimbangan bahwa kami membawa koper-koper yang besar, dan pastinya ribet sekali jika harus menyeret koper dan tentengan ini ke kapal, kami memutuskan untuk menyewa taksi dari Bandara - ke alamat tujuan yakni asrama kampus. Alhamdulillah dari kesepakatan tawar menawar kami mendapat harga taksi 450rb untuk bertiga, jadi perorangannya 150rb  hehe lumayan, dibanding harga awal yg ditawarkan 600rb.
Sepanjang perjalanan, aku tak henti memperhatikan kiri kanan, lahan kosong, lahan kosong lagi, perumahan, dan lahan kosong lagi, saat memasuki kotanya yakni Bangkalan, mulai ada kehidupan..Waaaa hati mulai senang.. Alhamdulillah ada keramaian juga disini, lebih kagetnya lagi ada mall gede HYPERTMALL. Sempat kaget juga, di daerah yang sepi ini ternyata ada juga mall, dan itu mall yang besar hemmm… (think again).
Asrama mahasiswi merupakan penginapan yang disediakan untuk kami yang baru datang dari luar kota, yang akan mengabdi di universitas Madura (UTM) sesuai penjanjian dengan Dikti terkait Beasiswa BU 2011, tidak gratis tapi cost nya cukup murah yakni sebulannya Rp125ribu. Sebelum sampai di Asrama kita melewati kampus karena asrama berada di dalam kampus bagian belakangnya, kampusnya cukup megah, dengan adanya gedung rektorat yang menjulang tinggi dan disisi lain ada gedung cakra, sepertinya universitas dalam proses pembangunan. Begitu pula asramanya, seperti halnya asrama mahasiswa di kampus UPI Bandung, dan kami pun dapat kamar yang lumayan besar karna seharusnya di tempati 6 orang, tapi sekarang hanya 2 orang, dan 1 lagi temanku di asrama putra. Tapi sayang, nyamuknya banyak, kamar yang kami tempati sepertinya jarang ditempati, sehingga nyamuknya banyak sekali. Nyamuk madura, kecil-kecil cabe rawit. Kita bersih-bersih, dengan segala upaya dan daya mencoba mengusir nyamuknya keluar, tapi apa daya, ternyata ventilasi di bagian pintu terbuka, alhasil, besok paginya kita bentol-bentol. Beberapa hari kita tidak bisa tidur karena bnyak nyamuk, segala macam cara dilakukan, mulai dari semprotan nyamuk, hit electrik, sampai temanku membeli raket nyamuk tiap hari perang dengan nyamuk dan terakir cara yang paling ampuh adalah dengan memasang kelambu, akhirnya tidurnya bisa pulas.


 
Ini sebagaian Hasil perburuan nyamuk sebelum tidur 


Karena letaknya yang cukup jauh dari gerbang utama, sehingga tidak bisa akses ke toko-toko, terpaksa kita hanya bergantung pada kantin masing gedung soal perut, di salah satu kantin terlihat makanannya penuh dengan lalar, tapi mahasiswa tetap banyak yang membeli makanan disana, termasuk aku, ya mau bagaimana lagi.
Esok paginya kami dikumpulkan untuk bertemu dengan rektor, sambutan dari rektor cukup baik, universitas welcome dengan kedatangan kami dan berharap kami semua betah disini. SK yang kami peroleh dari rektor terhitung mulai bulan Januari dan berakhir akhir Juni, ketetapan ini berbeda dengan yang ditetapkan Dikti. Kami tidak terlalu mempermasalahkannya, karna perkuliahan dihitung 1 semester bukan bulan.
Bulan Januari, kami pun sepakat untuk mengontrak rumah di daerah kotanya, yakni kota Bangkalan yang 15 KM dari Universitas UTM. Alhamdulillah rumah kontrakan yang kami tempati bisa dibilang sangat layak huni, karena berada di daerah kota dan komplek perumahan yang tergolong menengah ke atas, harganya pun lumayan terjangkau. Dengan jarak yang cukup jauh, sangat efektif bila memiliki kendaraan pribadi, sebagian besar teman-teman BU membawa kendaraan pribadi (motor).
Perkuliahan dimulai pada bulan Februari, dan kami sudah ditugaskan dikti mulai bulan Desember berada di Madura, karena tidak ada aktivitas teman-teman yang rumahnya di Malang, Jogja dan Semarang pulang kampung. Aku dan kak dayu kebetulan mau diwisuda di UPI Bandung, kita pulangnya ke Bandung. Seminggu sebelum perkuliahan di mulai, Universitas mengadakan PEKERTI untuk dosen baru, kami dosen magang BU (begitu sebutan status kami di UTM) juga diikutsertakan. PEKERTI diadakan selama 2 hari merupakan pengenalan tugas dan kerja dosen kepada dosen baru baik PNS, kontrak maupun magang.
Kami sudah mendapat mata kuliah yang akan diajarkan, semuanya mengajar mata kuliah tanpa didampingi, ada yang mendapat beban sks 9 hingga 30 sks. Prodi pendidikan di UTM masih baru didirikan, seperti IPA, baru di buka semester lalu sehingga membutuhkan dosen, sehingga kami ditugaskan langsung memegang mata kuliah tertentu, karena disini sangat kurang dosen pendidikan, alhasil hampir semuanya diberi mata kuliah pendidikan. Aku pribadi yang basiknya Pendidikan IPA (Fisika SL), di tempatkan di prodi PG-PAUD, disebabkan prodi PAUD kekurangan dosen, dan memegang mata kuliah Ilmu Pendidikan. Sebagaian besar dosen di UTM masih muda-muda, sehingga tidak terlalu canggung untuk beradaptasi, tidak ada senioritas disini, seperti di kampus yng besar-besar. Suasana antar dosennya cukup bersahabat, dan mahasiswanya pun cukup santun, dimana setelah selesai perkuliahan mereka mencium tangan dosennya. Tapi yang disayangkan aku terdampar di PAUD, karena sangat tidak berhubungan dengan basic pendidikan ku, setiap rapat prodi hanya bisa mendengarkan karena pembahasan tentang mata kuliah PAUD dan kegiatan PAUD adalah hal yang baru bagi ku.
Demikianlah sekelumit cerita ku dalam pengabdian di UTM Madura, semoga keikhlasan yang kita lakukan dapat menjadi ladang amal bagi kita. Mari bersyukur dan bersabar, semoga kedepannya kita lebih baik.


Wassalam

Desy Eka Muliani, M.Pd.



Note:
Tak kenal maka tak sayang,.
Perkenalkan kami BU 2011 gelombang 1 penempatan UTM:




Dari Kiri ke-kanan (Mbak Lilis, mas Sigit, mas Khozaimi, Yohanes)



Dari Kiri ke-kanan (mbak Darul, mbak Immamah, mbak Yulias, kak Dayu, Saya sendiri)
                             




 
Demikianlah cerita yang dapat kami bagi, semoga kita senantiasa diberikan rahmat dan kesehatan dari Allah SWT, dan jangan pernah lupa untuk bersyukur untuk apa yang sudah kita peroleh saat ini, serta bersabar untuk sesuatu yang belum kita peroleh.

Salam Super untuk Sahabat BU 2011
Baca SelengkapnyaUTM PENGABDIAN KU :)